Senin, 08 Oktober 2012

Rangkuman materi penanaman dan pemeliharaan tanaman

Proses Pembibitan tanaman
Materi PLH : Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman

A.    Bibit dan pembibitan
•    Bibit adalah bibit dari tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak atau mengembangbiakkan tanaman.
•    Bibit yang baik berasal dari buah yang baik dan dari pohon yang produktivitasnya tinggi serta tahan terhadap hama.
•    Keunggulan bibit unggul adalah hasil yang didapatkan sudah pasti berkualitas baik sedangkan kelemahannya adalah harganya relatif lebih mahal.
•    Keunggulan bibit biasa adalah harganya relatif lebih murah tetapi kelemahannya adalah hasil yang didapatkan belum tentu berkualitas baik.
•    Pemilihan bibit (berupa biji) yang baik dengan teknik yang sederhana yaitu dengan perendaman di dalam air. Pilih biji yang terendam dan bukan yang mengapung. Biji yang memiliki kualitas yang baik akan tenggelam, karena memiliki massa jenis yang lebih besar dibanding air.
•    Proses penyemaian biji diawali dengan perendaman biji di dalam larutan garam selama 5-10 menit. Perendaman ini bertujuan untuk menghilangkan kuman penyakit yang menempel pada biji dan mempercepat perkembangan biji. Setelah itu biji disemaikan pada tempat persemaian yang diberi naungan atap plastik atau atap daun-daunan dan disusun rapi. Media penyemaian dapat berupa campuran tanah dan pupuk kandang.

B.    Teknik perbanyakan tanaman secara vegetative
1.    Mencangkok
Keunggulan
1.    Sifat tanaman baru sama seperti induknya
2.    Menghasilkan buah dalam waktu yang relatif singkat ± 4 tahun
3.    Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relative singkat antara 1 – 3 bulan.
Kelemahan
1.    Perakaran cangkokan kurang kuat dan dangkal  akar serabut
2.    Bentuk pohon induk jadi rusak
3.    Tidak dapat menyediakan bibit yang relative banyak dalam waktu yang cepat
4.    Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan
5.    Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk maka produksi buah induk menjadi terganggu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan adalah :
1.    Pemilihan batang cangkokan:
•    Batang yang dicangkok sebaiknya diambil dari pohon induk yang sedang umur (jangan terlalu tua dan jangan terlalu muda).
•    Pohon, kuat, sehat dan subur.
•    Usahakan pemilihan batang untuk mencangkok tidak merusak pohon induk, ambil ranting atau cabang pohon yang tegak.
•    Produksi buahnya baik.

2.    Waktu mencangkok
•    Sebaiknya dilakukan pada musim penghujan agar tidak melakukan penyiraman

3.    Pemeliharaan mencangkok
•    Selama pencangkokan, usahakan media cangkokan selalu cukup lembab.
Cara mencangkok
•    Tentukan cabang pohon yang akan di cangkok dan tandai disekelilingnya.
•    Sayat dan kupas kulit di sekeliling batang yang akan dicangkok. Penyayatan ini dilakukan sampai terlihat bagian kayunya.
•    Lapisan kambium batang dihilangkan dengan cara dikerok.
•    Sayatan /luka yang telah dibuat tersebut dibiarkan selama 2-4 hari.
•    Kemudian sekeliling sayatan di tutup dengan campuran tanah halus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 (sebagai media cangkok)
•    Selanjutnya dibungkus dengan sabut kelapa atau pembungkus lain seperti daun pisang, plastik, kaleng, atau 2 belah bambu.
•    Ikat di kedua ujungnya dan beri lubang kecil-kecil pada pembungkusnya, rawat selama kuarang lebih 2-3 bulan sampai akarnya mulai terlihat.
•    Potong hasil cangkokan yang sudah berakar kemudian tanam.

2.    Stek
Perbanyakan tanaman dengan cara stek, umumnya dipergunakan untuk :
•    Menanggulangi jenis tanaman-tanaman yang tidak mungkin diperbanyak dengan menggunakan biji.
•    mengekalkan klon tanaman unggul.
•    memudahkan dan mempercepat perbanyakan tanaman.
Keuntungan dari perbanyakan tanaman dengan cara stek adalah :
•    Dapat menghasilkan tanaman yang sama dengan induknya, hanya dengan akar, daun dan batang dalam waktu yang relatif singkat dan jumlah yang banyak.
•    Merupakan cara yang sederhana dalam perbanyakan tanaman, mudah dilakukan, cepat dan tidak memerlukan teknik-teknik tertentu seperti perbanyakan tanaman dengan cara sambung.

Macam-macam stek :
1.    Stek akar, yaitu stek yang terdiri dari potongan-potongan akar tinggal dengan satu atau beberapa mata.
Contohnya stek pada tanaman Jahe dan kunyit.
2.    Stek batang, stek ini terdiri dari :
    Stek cabang, yaitu terdiri dari bagian batang atau cabang atau cabang yang tua, tanpa kulit hijau lagi. Contohnya stek tanaman singkong dan mawar.
    Stek ranting, yaitu stek tanaman yang berasal dari bagian batang atau ranting yang masih muda, yang masih mempunyai kulit hijau. Contohnya stek pada tanaman Pangkas kuning, dan Teh.
    Stek ujung, yaitu stek yang menggunakan bagian ujung batang yang paling muda, contohnya stek pada tanaman Kangkung.
3.    Stek Daun, yaitu stek yang menggunakan bagian tanaman yang berupa daun, dengan satu mata atau lebih. Setiap mata akan membentuk tunas dan akar baru. Setelah tanaman baru telah tumbuh, bahan stek akan berangsur-angsur membusuk.
Contoh tanaman  yang bisa distek daun adalah cocor bebek, Sansiviera dan Begonia
4.    Stek Tunas/Mata, yaitu perbanyakan tanaman dengan menggunakan mata tunas suatu tanaman, contohnya pada stek tanaman Tebu.

Note
Jika melakukan stek pada batang pastikan memotong batang dengen kemiringan 45o. hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam penanaman dan juga membuat hormone tumbuh terkonsentrasi pada ujung batang yang lancip.

C.    Tahapan penanaman tanaman di dalam pot.
1.    Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti pot, sekop, alat penyiram, sarung tangan, kerikil atau batu bata, tanah, pupuk dan bibit (biji). Pastikan bagian bawah pot terdapat lubang untuk aliran air yang berlebih. Dan sediakan juga alas di bawah pot yang berfungsi untuk menampung kelebihan air.

2.    Campurkan tanah dan pupuk organic (kompos atau kandang) dengan perbandingan 1:1. Gunakan tanah yang gembur dan bukan tanah merah atau tanah lempung (lengket  sirkulasi udara tidak baik). Campur juga dengan sekam secukupnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan sirkulasi udara yang baik di dalam tanah. Jika media tanam hanya berupa tanah, lama kelamaan tanah menjadi padat akibatnya tidak ada aliran udara didalam tanah dan ini akan menggangu pertumbuhan tanaman.

3.    Masukkan kerikil atau batu bata dan letakkan di dasar pot.

4.    Masukkan campuran tanah dan pupuk ke dalam pot.

5.    Masukkan bibit yang akan ditanam kedalam pot.

6.    Siram secukupnya. Penyiraman bisa dilakukan dengan menggunakan alat penyiram atau menuang air pada alas pot dan membiarkan daya isap akar bekerja untuk menyerap air secara langsung.

D.    Pemeliharaan tanaman di dalam pot.

1.    Penyiraman  penyiraman dilakukan setiap hari.
•    Sebaiknya pada pagi hari atau sore hari.
•    Penyiraman bisa dilakukan dengan menggunakan alat penyiram atau menuang air pada alas pot dan membiarkan daya isap akar bekerja untuk menyerap air secara langsung.
•    Tanaman memerlukan air sebagai bahan baku untuk melakukan fotosintesis.

2.    Perumpangan/pemangkasan  pemangkasan dilakukan dengan membuang semua tunas samping dan dihentikan saat terbentuk cabang baru. Hal ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan percabangan di atasnya yang lebih produktif sehingga menghasilkan daun atau buah yang lebat.

3.    Pemupukan. Pemupukan dilakukan untuk memberikan nutrisi agar tanaman bisa tumbuh dengan subur dan dapat berproduksi dengan baik.
•    Pupuk yang terbuat dari kotoran hewan disebut dengan pupuk kandang, sedangkan pupuk yang terbuat dari sisa-sisa dedaunan yang membusuk disebut sebagai pupuk kompos.
•    Pemupukan Sebaiknya menggunakan pupuk alami dibandingkan pupuk buatan (kimiawi) karena ramah lingkungan.
•    Pemberian pupuk harus seimbang tidak boleh berlebih karena akan menyebabkan pencemaran tanah dan tanah tidak akan subur lagi pada kurun waktu tertentu.

4.    Pengendalian hama dan penyakit tanaman.
•    Pengendalian terhadap hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan memberikan obat anti hama berupa pestisida.
•    Penggunaan pestisida harus seefektif mungkin.
•    Penyemptotan pestisida yang berlebih tidak hanya mematikan hamanya saja, tetapi sekaligus juga mematikan tanamannya.
•    Penyemprotan pestisida harus memperhatikan arah angin dengan kata lain menyemprotnya harus searah dengan angin berhembus.

5.    Penggantian tanah. Tanah yang sudah lama harus diganti, minimal setahun sekali untuk memberikan sirkulasi udara yang baik. Tanah yang bai adalah tanah  yang gembur dan lembab (tidak kering dan tidak basah).

6.    Penggantian pot. Tanaman yang sudah besar harus di pindahkan ke pot yang lebih besar agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Additional information
    Teknik bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah dikenal dengan hidroponik. Media tanah bisa diganti dengan sekam atau serbuk gergaji.
    Suatu lahan yang hanya ditanami oleh satu jenis tanaman tunggal disebut Monokultur dan yang lebih dari satu jenis tanaman adalah multi kultur.